monkey d luffy

monkey d luffy

Selasa, 09 Desember 2014

Kepemimpinan

Kepemimpinan

a. Pengertian kepemimpinan

Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting karena pemimpin itulah yang menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan.

Menurut Edi (2012:213) kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, dan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan.

Menurut Malayu (2005:170) kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Tjutju dan Suwatno (2011:165) kepemimpinan adalah kemampuan dan kekuatan seseorang untuk mempengaruhi pikiran orang lain agar mau dan mampu mengikuti kehendaknya, dan member inspirasi kepada pihak lain untuk merancang sesuatu yang lebih bermakna.



b. Tugas-tugas kepemimpinan

Tugas-tugas kepemimpinan menurut Edi (2012:228) antara lain:

(1) Sebagai konselor
Konselor merupakan tugas seorang pemimpin dalam suatu unit kerja, dengan membantun atau menolong SDM untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya.

(2) Sebagai instruktur
Sebagai pemimpin pada peringkat manapun ia berada, sebenarnya pada jabatannya itu melekat tugas sebagai instruktur, atau sebagai pengajar yang baik terhadap SDM yang ada dibawahnya.

(3) Memimpin rapat
Seorang pemimpin pada tingkat manapun, pada suatu waktu perlu mengadakan rapat dan memimpinnya. Suatu rencana yang akan disusun biasanya didahului oleh rapat agar pelaksanaan rencana itu mudah dilaksanakan.

(4) Mengambil keputusan
Diantara seluruh tugas yang disandang oleh MSDM, maka yang paling terberat adalah tugas mengambil keputusan. Pengambilan keputusan ini merupakan satu-satunya hal yang membedakan seorang pemimpin. Oleh sebab itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh keterampilan mengambil keputusan, disaat-saat amat kritis.

(5) Mendelegasikan Wewenang
Pendelegasian disebut juga pelimpahan. Seorang pemimpin tidak mungkin dapat mengerjakan sendiri seluruh pekerjaannya karena keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuannya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang bijaksana haruslah mendelegasikan sebagian tugas dan werwenang kepada bawahannya. Pendelegasian ini diperlukan agar jalannya organisasi tidak mengalami kemacetan, dan terhindar dari bau birokratis.



c. Pendekatan teori kepemimpinan

Menurut Edi (2012:226), secara garis besar pendekatan teori kepemimpinan dibagi atas tiga aspek, yaitu :

(1) Pendekatan teori sifat
Teori sifat (trait theory), bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin karena memiliki sifat-sifat pemimpin. Namun pandangan teori ini juga tidak memungkiri bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi dapat juga dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.

(2) Pendekatan teori perilaku
Teori perilaku ini dilandasi pemikiran, bahwa kepemimpinan merupakan interaksi antara pemimpin dengan pengikut, dan dalam interaksi tersebut pengikutlah yang menganalisis dan mempersepsikan apakah menerima atau menolak kepemimpinannya.

(3) Pendekatan teori situasional
Teori situasi mencoba mengembangkan kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Dalam pandangan ini, hanya pemimpin yang mengetahui situasi dan kebutuhan organisasi yang dapat menjadi kepemimpinan yang efektif.


d. Gaya-gaya kepemimpinan

Menurut Malayu (2005:170) ada 4 gaya kepemimpinan yaitu:

(1) Kepemimpinan otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau pemimpin itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

(2) Kepemimpinan partisipatif
Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasive, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.

(3) Kepemimpinan delegatif
Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.

(4) Kepemimpinan situasional
Kepemimpinan situasional adalah kepemimpinan yang berfokus pada pendekatan situasi yaitu situasi prilaku pemimpin dan bawahan yang sifatnya pariatif, jadi gaya kepemimpinan mana yang harus digunakan terhadap bawahan tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi.


e. Indikator kepemimpinan

Menurut Chapman (dalam Umar, 2003) kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial yang kokoh, lima landasan kepemimpinan yang kokoh adalah : Cara berkomunikasi, pemberian motivasi, kemampuan memimpin, pengambilan keputusan, dan kekuasaan yang positif.

Menurut Ghiselli (dalam Handoko, 2009) ciri utama yang penting untuk kepemimpinan efektif antara lain:

(1) Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas, (Supervisor ability) atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain.
(2) Kebutuhan akan prestasi dalam bekerja, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses
(3) Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran yang kreatif dan daya pikir.
(4) Ketegasan (decisiveness), atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
(5) Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah.
(6) Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inovasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar